Unras.com – Jakarta – Sebuah unggahan di media sosial X (Twitter) ramai diperbincangkan setelah menyebut bahwa makanan yang dimasak tidak boleh dibiarkan di suhu ruang lebih dari dua jam. Unggahan tersebut mengacu pada panduan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyarankan untuk tidak membiarkan makanan berada di suhu ruang dalam jangka waktu lama.
Akun X dengan nama @hand*****ung membagikan informasi ini pada Rabu (5/3/2025), yang kemudian menjadi viral dan telah dilihat lebih dari tiga juta kali. Unggahan ini menuai banyak komentar, termasuk pendapat bahwa aturan tersebut tidak berlaku di Indonesia karena masakan Nusantara umumnya mengandung banyak rempah yang bersifat antibakteri.
Namun, benarkah makanan yang dibiarkan di suhu ruang lebih dari dua jam dapat berbahaya? Dan apakah benar masakan berempah dapat mengurangi risiko pembusukan? Berikut penjelasan dari para ahli mengenai keamanan menyimpan makanan di suhu ruang.
Bahaya Menyimpan Makanan di Suhu Ruang Terlalu Lama
Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, Meta Herdiana Hanindita, membenarkan bahwa aturan ini memang dianjurkan oleh banyak organisasi kesehatan, termasuk WHO, CDC (Centers for Disease Control and Prevention), FDA (Food and Drug Administration), dan USDA (United States Department of Agriculture).
Menurut Meta, suhu adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi keamanan makanan. Dalam dunia keamanan pangan, terdapat istilah zona suhu berbahaya (danger zone), yaitu suhu antara 5 hingga 60 derajat Celsius, di mana bakteri dan kuman dapat berkembang biak dengan sangat cepat.
“Jadi memang sebaiknya tidak menyimpan makanan di suhu ruang lebih dari dua jam, dengan catatan suhu ruangnya 25 derajat Celsius,” jelas Meta saat dikonfirmasi pada Jumat (7/3/2025).
Suhu Ruang di Indonesia Bisa Mempercepat Kerusakan Makanan
Meta menjelaskan bahwa aturan dua jam tersebut berlaku untuk daerah dengan suhu sekitar 25 derajat Celsius, seperti di beberapa negara dengan iklim sedang. Namun, di Indonesia yang memiliki suhu lebih tinggi, waktu penyimpanan makanan di suhu ruang harus lebih singkat.
“Jika suhu ruangan lebih dari 32 derajat Celsius, maka makanan tidak boleh dibiarkan di suhu ruang lebih dari satu jam,” kata Meta.
Suhu yang lebih tinggi akan mempercepat pertumbuhan bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria, yang dapat menyebabkan keracunan makanan jika dikonsumsi. Oleh karena itu, makanan sebaiknya segera disimpan di dalam lemari pendingin atau dikonsumsi dalam waktu singkat setelah dimasak.
Makanan yang Rentan Jika Dibiarkan di Suhu Ruang
Tidak semua makanan memiliki ketahanan yang sama terhadap suhu ruang. Meta menyebut bahwa aturan ini berlaku untuk sebagian besar makanan yang mengandung protein dan kadar air tinggi, seperti:
- Daging dan ikan yang sudah dimasak
- Telur dan produk olahannya
- Sayuran yang sudah dimasak
- Biji-bijian yang telah direbus atau dikukus
“Makanan-makanan ini sangat rentan terhadap pertumbuhan bakteri jika dibiarkan terlalu lama di suhu ruang,” ujarnya.
Namun, ada beberapa pengecualian. Susu UHT yang sudah dikemas secara steril dapat bertahan lebih lama di suhu ruang. Begitu pula dengan makanan kering seperti sereal, abon, dan dendeng, yang memiliki kadar air rendah sehingga menghambat pertumbuhan bakteri.
Berapa Suhu Ideal untuk Menyimpan Makanan?
Jika makanan tidak langsung dikonsumsi, Meta menyarankan agar segera menyimpannya di dalam kulkas dengan suhu di bawah 5 derajat Celsius. Suhu ini memperlambat pertumbuhan bakteri dan menjaga makanan tetap aman untuk dikonsumsi dalam beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung jenisnya.
Sebelum dikonsumsi kembali, makanan yang telah didinginkan sebaiknya dipanaskan kembali hingga suhu minimal 74 derajat Celsius. Jika ingin menyajikan makanan dalam kondisi hangat, usahakan untuk menjaga suhu makanan di atas 60 derajat Celsius agar bakteri tidak berkembang.
“Di atas 60 derajat Celsius, sebagian besar bakteri akan mati, meskipun beberapa spora bakteri masih bisa bertahan,” jelas Meta.
Namun, penting untuk diingat bahwa menghangatkan kembali makanan yang sudah terlalu lama di suhu ruang tidak membuatnya aman. Jika makanan sudah didiamkan di suhu ruang lebih dari dua jam (atau satu jam jika suhu ruangan sangat panas), sebaiknya makanan tersebut dibuang untuk menghindari risiko keracunan.
Apakah Masakan Berempah Lebih Aman di Suhu Ruang?
Beberapa komentar di media sosial menyebutkan bahwa makanan khas Indonesia, yang kaya akan rempah-rempah seperti bawang putih, kunyit, dan ketumbar, lebih tahan terhadap pembusukan dibandingkan makanan lainnya.
Namun, Meta menegaskan bahwa belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mendukung klaim ini.
“Sebetulnya, kalau dilihat dari logika, ini tidak bisa disamaratakan. Tidak semua makanan Indonesia aman disimpan di suhu ruang meskipun mengandung banyak bumbu dan rempah,” jelasnya.
Selain kandungan rempah, ada banyak faktor lain yang mempengaruhi daya tahan makanan, seperti metode pengolahan, kadar air dalam makanan, dan kondisi penyimpanan.
Meskipun beberapa rempah memiliki sifat antibakteri, efeknya tidak cukup kuat untuk sepenuhnya mencegah pertumbuhan bakteri dalam makanan yang sudah dimasak dan disimpan di suhu ruang terlalu lama.
“Aturan ini sebaiknya tetap diterapkan, terutama untuk kelompok yang rentan terkena food poisoning (keracunan makanan), seperti anak-anak dan lansia,” pungkasnya.
0Komentar