Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Faradiessa Addiena, Sp.PD, membagikan beberapa kiat penting agar penderita diabetes tetap dapat menjalani puasa dengan aman. Dengan persiapan yang matang dan pemantauan kesehatan yang rutin, puasa tetap bisa dilakukan tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang berbahaya.
Bagi penderita diabetes, persiapan sebelum memasuki bulan Ramadhan menjadi langkah awal yang sangat penting. Pemeriksaan kesehatan sebelum berpuasa menjadi kunci utama agar dokter dapat menilai apakah kondisi pasien memungkinkan untuk menjalani puasa atau tidak.
Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Puasa
Dr. Faradiessa menyarankan agar penderita diabetes melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sebelum memasuki bulan Ramadhan. Pemeriksaan ini meliputi kadar gula darah, tekanan darah, kadar lemak, serta kolesterol.
“Nanti dokter akan melakukan sertifikasi, ini risikonya ringan, sedang, tinggi, atau sangat tinggi. Yang berbahaya itu pada saat risiko sedang atau sangat tinggi, karena membutuhkan pemantauan khusus,” ungkap dr. Faradiessa.
Bagi mereka yang memiliki risiko tinggi, puasa bisa menjadi ancaman bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengambil keputusan.
Pantau Kadar Gula Darah Secara Rutin
Selama menjalani puasa, penderita diabetes harus lebih waspada terhadap fluktuasi kadar gula darah. Pemantauan kadar gula darah sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama pada waktu-waktu kritis seperti:
- Siang hari sekitar pukul 12.00
- Menjelang sore sekitar pukul 15.00
- Menjelang berbuka puasa
Jika kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia), disarankan untuk segera membatalkan puasa demi menghindari risiko komplikasi yang lebih serius.
Jangan Paksakan Diri Jika Tubuh Tidak Sehat
Menjalani ibadah puasa memang dianjurkan, tetapi bagi penderita diabetes, keselamatan dan kesehatan harus menjadi prioritas utama. Jika tubuh merasa lemas, mual, pusing, atau bahkan mengalami gejala hipoglikemia seperti gemetar dan keringat dingin, maka sebaiknya segera membatalkan puasa.
Memaksakan diri untuk tetap berpuasa dalam kondisi tubuh yang lemah justru bisa berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk selalu mendengarkan sinyal dari tubuh dan bertindak sesuai dengan kondisi kesehatan yang ada.
Sesuaikan Dosis Obat dan Insulin Selama Puasa
Bagi penderita diabetes yang mengonsumsi obat-obatan atau menggunakan insulin, penyesuaian dosis dan jadwal konsumsi obat harus diperhatikan dengan baik.
“Ada obat yang sebelumnya diminum pagi hari, maka bisa disesuaikan menjadi saat berbuka puasa. Untuk mereka yang kadar gula darahnya sudah terkontrol, dosis insulin biasanya diturunkan saat berpuasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan kontrol kesehatan sebelum memasuki bulan puasa,” jelas dr. Faradiessa.
Penyesuaian dosis obat dan insulin harus dilakukan dengan pengawasan dokter agar tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.
Perhatikan Pola Makan dan Asupan Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa sangat mempengaruhi stabilitas kadar gula darah. Oleh karena itu, penderita diabetes harus lebih selektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi.
- Sahur: Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti kentang, jagung, atau biji-bijian yang dapat memberikan energi lebih lama.
- Berbuka puasa: Hindari makanan yang terlalu manis dan tinggi gula. Sebaiknya konsumsi karbohidrat sederhana seperti kurma atau buah-buahan dalam jumlah yang cukup.
- Hindari makanan berlemak tinggi yang bisa meningkatkan risiko lonjakan gula darah setelah makan.
- Perbanyak konsumsi sayuran, buah, serta cairan yang cukup untuk menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
Hindari Aktivitas Fisik Berat Menjelang Berbuka
Meskipun olahraga tetap penting bagi penderita diabetes, namun aktivitas fisik yang terlalu berat saat menjelang berbuka puasa sebaiknya dihindari.
"Pasien diabetes disarankan tetap berolahraga, tetapi jangan sampai mendekati waktu berbuka puasa atau saat sahur mereka berolahraga terlalu intens seperti treadmill. Itu bisa berbahaya," tambah dr. Faradiessa.
Jika ingin tetap berolahraga, pilihlah olahraga ringan seperti jalan kaki santai atau yoga yang dilakukan setelah berbuka puasa agar tubuh tetap bugar tanpa risiko berlebihan.
Kesimpulan
Dengan mengikuti panduan yang diberikan oleh dr. Faradiessa Addiena, Sp.PD, penderita diabetes dapat menjalani puasa dengan aman dan tetap menjaga kesehatannya. Persiapan yang matang, pemantauan kadar gula darah secara rutin, serta pola makan yang tepat menjadi kunci utama dalam menjalani ibadah puasa dengan sehat dan nyaman.
Jika memiliki kondisi kesehatan yang kurang stabil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan solusi terbaik sesuai dengan kebutuhan tubuh. Dengan begitu, puasa di bulan Ramadhan tetap bisa dilakukan dengan penuh keberkahan dan kesehatan yang terjaga.
0Komentar